PKS Pastikan Usung Kader, Ruhama dan Siti Chadijah Calon Terkuat
SETU-Pilkada Kota Tangsel tinggal menghitung bulan. Jelang perhelatan lima tahunan itu, sejumlah partai pun mulai bergerak. Salah satunya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di event lima tahunan ini, DPD PKS Kota Tangsel memastikan untuk mengusung kader internal maju sebagai pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangsel.
Untuk memastikan ‘pertempuran’ di Pilkada Tangsel pada 2020 nanti, PKS pun sudah melakukan serangkaian tahapan. Salah satunya, Pemilu Raya (Pemira) Pilkada Tangsel untuk kader internal PKS.
Ketua DPD PKS Kota Tangsel Agus Winarjo mengungkapkan, Pemira digelar selama sebulan lalu. Dan, hasilnya sudah dilaunching pekan kemarin. Pemira tersebut, dilakukan untuk menentukan siapa kader yang layak jadi kandidat yang akan diusung PKS. “Ya, terbaik pertama dan kedua, Pak Ruhamaben dan Bu Siti Chadijah,” katanya, saat dikonfirmasi Tangerang Ekspres melalui sambungan telepon, Kamis (22/8).
Agus melanjutkan, kedua kader PKS Ruhama dan Siko (sapaan karib Siti Chodijah), menjadi terbaik satu dan dua versi kader PKS. Sebab, Pemira digelar layaknya pemilu pada umumnya. Bedanya, pemilik hak suara adalah kader pemegang Kartu Tanda Anggota (KTA) PKS.
Setelah muncul dua kandidat terbaik itu, PKS memastikan agar mereka bisa diterima masyarakat. “Dari struktur partai, kami akan sosialisasi sampai November. Untuk menaikan popularitas dan elektablilitas keduanya, sambil mencari pasangan,” katanya.
Agus juga memastikan, di Pilkada 2020 mendatang, PKS akan mengusung kader internal. Dan, terlepas apakah menjadi orang nomor satu atau nomor dua. Karena, untuk modal kursi 8 belum cukup bagi PKS untuk mengusung kader senidirian tanpa dukungan koalisi partai lain.
“Tahun lalu (Pilkada 2015, red), kita baru lima kursi, masih belum memungkinkan. Sekarang sudah 8 kursi, pesan dari presiden (partai), untuk mengusung sendiri. Ini amanah dari presiden dan dari DPW,” katanya, memastikan jika PKS akan mengusung kader sendiri.
Setelah sosialisasi sampai November mendatang, PKS akan melakukan survei atas keduanya. Siapa yang paling potensial diusung dari dua nama tersebut. “Nanti disurvei, kalau memang tidak layak harus dipertimbangkan. Kita ada survei, November dan Februrari, untuk melihat tokoh eksternal juga,” jelasnya.
Pada bagian lain, kandidat balon walikota asal PKS Siti Chadijah menyatakan siap menjalankan amanah dari kader PKS. Dalam hal ini, keterpilihannya di dinternal menjadi modal dan mendorongnya untuk berjuang di kancah Pilkada Tangsel. Selain itu, terlibat dalam kontestasi pilkada juga dorongan batinnya atas perjalannya mengabdi sebagai anggota parlemen selama sepuluh tahun ke belakang.
“Selama ini, ketika melakukan advokasi ternyata di legislatif itu banyak keterbatasannya. Ternyata, sentuhan eksekutif jauh lebih besar. Perannya lebih besar dalam menyelesaikan permasalahan. Bahkan, ketika kita mengadvokasi saja, kerap meminta peran eksekutif. Makanya, kesempatan ini menjadi tambahan motivasi,” kata Siko.
Dalam beberapa kesempatan, kata Siko, ia juga kerap menemui hambatan dalam menyelesaikan permasalahan. Karena ia hanya sebatas legislatif, maka tak bisa sampai melaksanakan kegaitan. “Ternyata perjalanan itu, membawa saya ke saat ini. Artinya, dari situ ternyata ada proses Pemira yang saya diberikan amanah oleh kader,” terangnya.
Maka, dengan munculnya nama ia di hasil Pemira PKS, Siko memastikan akan turun ke lapangan untuk mengenalkan diri ke wilayah yang lebih luas. Karena, secara ekseternal, ia merasa sudah banyak yang mengetahui kalau ia akan maju di Pilkada Tangsel.
“Ternyata informasi ini bergerak cepat. Sehingga Tadi saya ke majelis taklim dan semalam menghadiri 17-an, saya didoakan. Suasananya sudah berbeda. Sampai tadi, majelis taklim biasanya cuma mengaji terus pulang eh, tadi malah minta foto-foto. Terus kelompok-kelompok masyarakat yang tadinya biasa saja, sekarang menjadi beda. Alhamdulillah, banyak dukungan dari eksternal,” jelasnya.