Kabar Wilayah

Pesan Presiden PKS di Acara Kembara Banten 2017

Lebak (9/10) — Kemah Bakti Nusantara (Kembara) merupakan bagian dari proses kaderisasi. Karena itu semua kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) wajib mengikutinya.

Demikian dikatakan Muhammad Shohibul Iman, Presiden PKS dihadapan ratusan peserta Kembara Menengah 2 Banten, di pantai Sawarna, Lebak, Banten, Ahad (8/10/2017) pagi.

Kegiatan Kembara ini, kata Shohibul diantaranya berisi materi tentang Kepemimpinan dan kebugaran. Melalui Kembara ini, bagaimana PKS ingin membangun kesadaran tentang ukhuwah dan kebersamaan.

“Kita ingin membangun shaf yang kokoh,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga mengingatkan kepada kader bahwa PKS itu mempunyai tiga kelebihan.

“Pertama adalah militansi kader. Silahkan orang (partai-red) boleh meniru secara fisik bahkan bagus dari kita (PKS-red). Tapi hasilnya pasti berbeda, karena kita punya punya ruh dakwah,” ujarnya.

Yang kedua, lanjut Shohibul, adalah soliditas struktur. Dengan soliditas struktur tersebut, PKS tidak pernah ricuh saat pergantian struktur. Apalagi dalam kamus PKS tidak ada istilah putra mahkota.

“PKS tidak mencetak kader untuk berebut posisi. Karena jargon kita adalah menjadi da’i dimana saja. Sehingga ketika kader menempati posisi jabatan itu hanya amanah bukan tujuan,” ungkapnya.

Dan keunggulan yang ketiga ini jarang disebut oleh orang bahkan kader sendiri, yakni adanya keberkahan kolektif.

Shohibul menjelaskan, orang berfikir, partai bisa eksis kalau punya modal (uang) sebagai sumber daya. Padahal PKS didirikan bukan dari kalangan konglomerat, tapi alhamdulillah bisa eksis hingga saat ini. Bahkan, PKS bisa memiliki kantor pusat yang representatif.

“Kita punya kebanggaan dari sisi keberkahan kolektif. Dari keberkahan itu kita bisa membangun fasilitas dalam rangka berkhidmat untuk rakyat.”

Karena itulah, Shohibul Iman mengajak seluruh kader PKS untuk mengenali keistimewaan partai dakwah ini bukan untuk takabur, tapi confidence level (tingkat kepercayaan diri).

“Jangan sampe confidence level kita jatuh hanya karena gak punya isi tas. Seolah-olah kita gak punya value (nilai). Padahal kita sudah memiliki semua, tinggal kita evaluasi apa kekurangannya,” pungkasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button