Veteran Indonesia: Umat Islam Punya Andil Perjuangan Kemerdekaan
Jakarta (4/6) – DPP Partai Keadilan Sejahtera menyelenggarakan Tasyakuran 74 Tahun Hijriyah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gedung MD Building, Jakarta, Minggu (4/6).
Dalam kesempatan itu, perwakilan Veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), M. Gozie Idrus menjelaskan bahwa Umat Islam memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Umat Islam ikut andil dalam hal kemerdekaan, bahkan dari awal perjuangan. Jauh sebelum Indonesia merdeka. Contoh Perang Aceh itu perang yang dipelopori Umat Islam. Perang Diponegoro, orang Islam. Kita kenal ada Imam Bonjol, dan sebagainya, meskipun masih bersifat kelolakalan,” tutur Veteran Gozie dalam testimoni di hadapan segenap hadirin.
Dari mulai 1941, barulah mulai didirikan suatu perkumpulan perjuangan Umat Islam, yaitu Serikat Dagang Indonesia (SDI).
“Yang paling menonjol, dengan adanya Sumpah Pemuda juga yang berperan aktif itu orang Islam. Panitia Sembilan yang merumuskan dasar negara semuanya adalah muslim, hanya satu yang non-muslim, yaitu Pak Maramis. Jadi, kita sebagai Umat Islam perjuangannya bukan omong kosong. Sehingga, perlu kita teruskan,” ujar veteran kelahiran tahun 1941 ini.
Di sisi lain, Veteran Gozie juga menjelaskan bahwa veteran Indonesia terbagi dalam 3 (tiga) kategori. Hal itu sesuai dengan UU Nomor 15 tahun 2012 tentang Veteran Indonesia. Pertama, Veteran Pejuang kemerdekaan.
“Yaitu mulai dari sebelum Indonesia merdeka sampai bulan desember tahun 1949. yaitu melawan usaha belanda untuk merebut kembali daerah jajahannya,” jelas veteran kelahiran Bogor, Jawa Barat ini.
Kedua, Veteran Pembela Kemerdekaan, yaitu yang aktif ikut di dalam operasi Trikora (perebutan Irian Barat), dan perang Dwikora pada saat kejadian di Malaysia, dan yang juga ikut aktif dalam perang Timor Timur. Karena saat itu, tambah Veteran Ghozie, Timor Timur sedang dalam perjuangan masuk ke Indonesia, sehingga memakan banyak pejuan yang gugur.
“Saya termasuk yang menjadi pembela kemerdekaan. Yang menjadi pejuang kemerdekaan sebagian besar adalah pendiri LVRI,” jelas Gozie.
Ketiga, Veteran Perdamaian. Hal itu sebagaimana diatur dalam pembukaan UUD 1945, dimana disebutkan bahwa turut aktif dalam perdamaian dunia. Oleh karena itu, mereka yang dikirim ke Timur Tengah, Vietnam, Kongo, yang melakukan tugas dalam rangka melakukan perdamaian dunia, dinamakan Veteran Perdamaian.
“Jadi, veteran perdamaian itu berhak dimakamkan di makam pahlawan juga, tapi bukan di Kalibata,” tegas Gozie.
Selain Veteran Gozie, hadir pula Veteran H.O. Mardeti, Veteran Chalidin AR, dan Veteran Hasanuddin.
Acara ini turut ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada para veteran tersebut dengan diwakili Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, seraya bersantap nasi kuning sebagai menu pembuka puasa.