HNW: Pemimpin yang Kufur Nikmat Akan Represif
Depok (21/1) – Seorang pemimpin atau pimpinan baik skala besar atau kecil adalah rahmat dan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga, sebab itu adalah amanah Tuhan dan rakyat. Bersyukur adalah keharusan jika tidak maka akan masuk pada kufur nikmat apapun agama pemimpin.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid saat membuka secara resmi Indonesia Student Leadership Camp VI – Nusantara Student Leadership Camp Depok-Kuala Lumpur 21-25 Januari 2017, di aula Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat, Sabtu (21/1/2017).
“Pemimpin yang kufur nikmat tidak bersyukur akan mengarah kepada berbagai perilaku negatif seperti tidak komitmen pada janji, represif, tidak bermoral. Jika dia selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat maka dia adalah pemimpin yang selalu selalu mawas diri, meningkatkan kualitas diri karena dia tahu semua adalah anuherah Allah SWT,” ujarnya.
Dalam konteks Islam, umat Islam memiliki teladan dan contoh agung dalam mencari sosok seorang pemimpin yakni sosok agung Rasulullah SAW. Keagungan kepemimpinan Rasulullah pun diakui dunia. Seorang penulis terkenal dunia Michael H. Hart mengeluarkan buku masyhur berjudul ‘The 100’. Buku ini memuat 100 tokoh dunia yang memiliki pengaruh kuat dalam sejarah manusia. Di urutan pertama, dia memasukkan nama Nabi Muhammad SAW.
Michael, kata dia. melihat kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang universal bukan milik Arab saja yang melahirkan generasi Islam yang memiliki karakter yang adiluhung serta melahirkan generasi kepemimpinan yang luar biasa sepeninggalnya.
“Generasi muda Islam harus menyadari keagungan teladan agung tersebut dan harus mulai mencontoh keteladanan tersebut. Potensi generasi muda sekarang terutama para peserta ini sangat luar biasa. Kesempatan belajar sangat terbuka luas, didukung dengan berbagai teknologi yang sangat luar biasa. Kalian adalah calon pemimpin bangsa, manfaatkanlah secara positif potensi-potensi tersebut untuk membangun karakter generasi muda Islam yang bertakwa dan memiliki rasa nasionalisme yang kuat,” ujarnya pada even internasional bertema ‘Becoming Excellent Future Leaders’ itu.
Hidayat memberi pesan kepada peserta bahwa generasi muda Islam Indonesia harus memahami potensinya dan harus juga memahami karakter masing-masing. Keberhasilan dan kegagalan adalah dua sisi yang harus dipahami dengan benar. Kesuksesan adalah buah dari kesuksesan dahulu yang terulang saat ini, kegagalan saat ini adalah kegagalan dahulu yang diulang kembali saat ini.
ISLC sendiri adalah sebuah pelatihan kepemimpinan hebat bagi sekitar 100 Ketua Osis SMA/sederajat terpilih dari berbagai daerah di Indonesia yang diselenggarakan oleh Institutre of Leadership Development (I-LeaD) Universitas Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk menjaring calon-calon pemimpin muda yang kemudian bisa berkontribusi bagi pendidikan masyarakat yang ada disekitarnya melalui Forum OSIS Nusantara.